Bab 252
"Nggak bawa cewek mana-mana," jawabnya singkat. Dia pergi ke meja kasir untuk membayar belanjaannya. Sementara aku hanya memandang punggung tegapnya dengan beribu harap yang nggak mungkin terwujud sampai kapan pun.
"Nanti gue nggak bakal pulang kayaknya. Lo nggak usah nungguin gue." James menghampiriku kembali setelah selesai membayar. Dia menepuk pundakku kemudian tersenyum tipis.
"Oh, nggak apa-apa. G-gue juga bakal jalan sama James." Aku berbohong. James tampak membulatkan mata sejenak.
"Gue bilang nggak usah deket-deket sama James. Dia bukan cowok baik-baik!"
"Tapi gue suka sama James." Aku kembali berbohong. Tak apa, kan, berbohong demi kebaikan?
"Gue nggak ijinin lo jalan sama bocah itu!"
"Siapa, lo?" tanyaku nggak terima.
"Lo mesti kerja. Nggak boleh pacaran! Gue bayar lo, ya, inget!"
Aku menautkan kedua alisku tak mengerti. Dia menyuruhku berdiam diri di rumah sementara dirinya asyik-asyik tidur dengan cewek lain, begitu?