Bab 250
"Eh, Bu , kenapa bisa ada dirumah saya, Bu?" tanya Mas James, basa-basi. Padahal aslinya ia tak suka sama James. Tangannya pun terulur untuk menyalami tangan James. Namun jabatan tangannya diabaikan.
Lelaki berumur tiga puluhan itu menarik tangannya kembali dengan wajah merah padam. Emang enak Mas dicuekin!
"Oh, ya, Bapak ngapain tadi di Caffe Nongki Gaul? Sampai tak panggilin loh, tapi gak kedengaran kayaknya, ya?" tanya James, santai. Wanita berumur tiga puluhan itu mulai mencecar Mas James.
Mas James bergumam pelan. Tapi, aku tak bisa mendengarnya.
"Oh, ya, tadi ke Caffe sama Nesya, ya, Pak?" tanya James lagi. Mas James tampak salah tingkah saat James membahas tentang keberadaanya di Caffe Nongki Gaul.
"Nesya ... siapa itu, Mas?" Aku pun pura-pura tak tahu. Mas James semakin tak berkutik.
"Anu, itu, Dek. Rekan kerja," Mas James gugup sekali saat menjawab.
"Yakin?"
"Iya, loh, Dek! Cuma temen kerja." Mas James menjawab ketus.