Bab 249
Ia mengepal erat tangannya. Wajahnya kembali memerah, Untuk sesaat aku berpikir suhu panas di kepalanya mungkin bisa kupakai untuk merebus telur.
"Maaf, tapi, aku sama sekali tak tertarik dengan tawaranmu, itu. Jika kau merasa kelebihan uang, kau bisa menyumbangkannya ke yayasan sosial," lanjutku lagi.
"Cih! bicara denganmu tak ada gunanya, Dina! Seharusnya aku memang tak usah datang kesini." Keluhnya sambil mengibaskan tangan lalu meraih tas mewahnya, berjalan dengan langkah penuh amarah, meninggalkan ruangan ini.
"Ini peringatan terakhir dariku, Dina. Jika kau masih menolaknya juga, akan kupastikan kau akan menyesal."
"Kau tahu, cinta Mas James hanya untukku saja, suatu hari nanti kau akan menyesal karena telah menolak tawaranku ini." Ancamnya.
"Aku tak akan menyesali semua keputusanku, Apalagi jika itu menyangkut tentang dirimu, Kania," sahutku.
"Cih!"
"Kau akan menyesalinya, Dina!"