Bab 243
"Manusia itu ada batasan kesabarannya, Mas. Kamu bersedia apa gak. Lagian aku juga mau mengurus rumah tanggapnya sendiri dan mandiri. Aku mau merasakan hidup pisah dari mertua dan ipar. Kamu gak kasihan lihat aku semakin kurus gini!"
" kita lihat saja nanti sekarang kita pulang saja dulu ke kota!"
"Gak bisa Mas. Kalau kamu gak mau aku lebih baik di sini saja!" sungut ku ke Mas James. Dia mengacak rambutnya kesal dengan sikap tegas ku.
"Terus bagaimana membagi uang buat Ibu! Dia bakal marah kalau kita ngatur rumah tangga sendiri!"
"Kenapa kamu cuma berpikir Ibu kamu. Kamu pernah gak mikirin aku! Sudah ada Dwi dan suaminya juga tinggal di sana dan Ibu selalu dapat uang penjualan kue. Asal kamu tahu ya sepeserpun dia gak pernah kasi aku!" kataku dengan kasar ke Mas James. Dia diam dan tahu kalau dia salah beserta keluarganya.
"Kamu gak bisa pertimbangkan lagi buat tinggal di rumah Ibu?"