Bab 225
Bab 225
Tepat sebelum dhuhur aku pulang, jualan juga tinggal sedikit lagi. Biarlah nanti aku bagi dengan orang yang membutuhkan. Kulihat ada seorang Ibu membawa 2 anak balita sedang mengais-ngais sampah, kudekati dan kuberikan beberapa kue yang aku bawa.
"Ini, Bu. Ada sedikit makanan buat Ibu dan anak-anak, mohon diterima," ujarku.
"Te– terima kasih, semoga Allah melancarkan rejeki, Mbak," ucap Ibu pemulung terbata-bata dengan mata berkaca-kaca.
Aku cuma tersenyum, tak lupa kuulurkan uang dua puluh ribu hasil jualan untuknya. Bertambah sudah mengembun mata Ibu, tak berapa lama beberapa tetes air bening mengalir di sudut matanya. Janganlah kita melihat keatas terus, sekali-kali lihatlah kebawah, masih banyak orang-orang yang lebih menderita di banding kita.
Di depan ruko kulihat Ibu sedang melayani pembeli, segera aku berjalan mendekati untuk membantunya.
"Assalamualaikum, Bu," salamku kepada Ibu.
"Waalaikum salam, gimana jualannya, Mar?"