Bab 215
"Bawa sini, Abi! Kamu masak lagi sana! Ibu sudah lapar."
Aku yang merasa bersalah berusaha mengeluarkan jurus seribu bayangan. Aku mengerjakan perintah ibu mertua yang dalam secepat kilat, semua telah selesai aku kerjakan.
"Bu...!" panggilku.
Ibu mertua yang mendengar panggilan dari suara nyaringku langsung datang menghampiriku.
"Apa masakannya sudah siap?" tanyanya.
"Sudah, Bu. Ayo... kita makan!" ajakku.
"Enak aja kamu mau makan. Karena kamu tadi sudah berusaha membakar rumah saya, jadi kamu Ibu hukum. Jangan makan kamu untuk hari ini," ucapnya yang melenggang melewatiku yang masih mematung.
"Astagfirullah...! Sabarkan lah aku, ya Allah," ucapku dengan mengelus dada.
Aku pun bergegas untuk memberi makan anakku terlebih dahulu, karena tadi aku sudah lebih dulu memasakkan makanan untuk putra kesayanganku.
