Bab 209
"Kenapa perempuan yang udah bunuh keponakanku masih dipelihara, Mas?"
"Aku cuma ingin membuatnya menderita."
Belum sempat kaki ini melangkah sampai ruang makan, aku ambruk dengan pandangan yang mulai buram.
Aku masih sedikit sadar meskipun mata ini tidak dapat melihat jelas. Bi terdengar panik, lalu kurasakan tubuh yang melayang. Hingga tiba-tiba, aku tersentak karena bau menyengat. Aku mengerjap sejenak dan menyadari jika ini sudah ada di kamar.
"Bawa dia ke dokter, Bi. Aku nggak mau ddiangap menyiksanya." Itu suara Mas Gaga. Dia berdiri di samping tempat tidur.
Sementara Bi Narti yang duduk di tepi tempat tidurku, hanya menjawab 'iya' tanpa protes.
***
Aku pergi ke klinik terdekat diantar Bi . Jaraknya tidak terlalu jauh, tapi kami harus menggunakan taksi untuk ke sana karena kondisiku yang masih lemas. Kuminta perempuan itu menunggu di luar sementara dokter memeriksa.