Mas James menatapku, lalu buru-buru meraih gelas tehnya, langsung meminumnya hingga kandas.
"Kamu ingin kita melakukannya?" Tatapnya lekat.
Aku tercengang. Dada bergemuruh hebat. Siapa yang tak syok ditodong langsung pertanyaan seperti itu? Bisakah melakukannya tanpa bertanya-tanya? Apakah si perempuan sebelum melakukan 'itu' selalu ditanyai begitu oleh pasangannya?
Aku berusaha tak terlihat sedang salah tingkah. "Ibu yang menanyakannya tadi siang, bukan aku, Mas."
"Tadi siang?" Mas James mengernyit.
Bab 173
Ia menyuap makanan lalu melanjutkan, "tadi siang ibu ke kantor bersama teman-temannya."
Deg! Jantungku rasanya mau melompat dari rongganya. Wajahku memanas seketika. Aku menarik napas dalam, berusaha mengendurkan ketegangan. Mas James pasti berprasangka akulah yang menginginkannya.
Sambil mencoba mengenyahkan perasaan malu, aku berkata, "Sebenarnya, sudah satu Minggu yang lalu ibu bilangnya. Tapi baru kusampaikan padamu."