Bab 152
Pagi yang indah. Waktu James membuka mata, kulihat wajah cantik seorang perempuan masih damai dalam tidurnya. Segaris tipis cahaya matahari bagai mengiris sosoknya jadi dua, sehingga seluruh sisi kiri wajahnya berkilauan dan rambutnya jadi berwarna cokelat kemerahan.
Aku meraih ponsel yang ada di ujung kepalaku, mengambil potretnya yang cantik. Bukan untuk apa-apa, hanya untuk memandanginya jika suatu hari aku merindukannya. Sejenak kemudian, kuraih tangannya, dan menelusurkan jariku di garis-garis telapak tangannya. Dia terbangun, dan segaris tipis senyuman mengembang dalam keheningan.
"Marsya" kataku. Aku menarik napas dalam-dalam dan jantungku mulai berdegup lebih cepat. "Saya mencintai kamu."
Konyol. Tanpa basa-basi dan A U I E O bla bla bla, bisa-bisanya aku mengatakan cinta begitu saja? Dasar, James yang aneh.