Bab 141
Jam menunjukkan pukul sebelas malam saat pintu di gedor kuat oleh Mas Dika. Pria itu pulang larut malam. Entah dari mana? Tanpa menghidupkan lampu, aku mengintip sedikit dari jendela, tampak Mas Dika berjalan sempoyongan.
Membuat hati Anne geram. Bukannya kerja cari duit, pria ini justru keluyuran gak jelas. Sekali pulang malah dalam keadaan setengah teler.
Dada Anne bergemuruh hebat, dengan sejuta rasa dongkol di hati.
"Anne! Buka pintunya!" teriaknya lantang. Tangannya menggedor-gedor pintu begitu kuat.
Aku bingung, di buka bikin kesal. Tapi di biarkan bikin gaduh!
Ya Tuhan ... nasibku dapat suami kok gini amad, ya?
"Anne! Buka!" Lagi-lagi Mas Dika berteriak. Aku berlari ke kamar mandi membawa seember air hingga menuju pintu depan.
Betul tebakanku Mas Dika kembali berteriak dan menggedor pintu dengan kencangnya. Pria ini selain tak tahu malu juga tak tahu diri.
Byurrrrr ...