Bab 120
"Saat kemarin kau bilang jika harta selama pernikahan harus di bagi dua, jujur aku syok dan bingung, karena dalam membangun usaha kami itu, sudah banyak sekali uang pribadi saya yang sudah masuk, rasanya aku tak rela jika harus membaginya dengan wanita penggoda itu," tukasku pada Ridwan yang telah selesai membaca surat perjanjian itu.
"Iya bu Anas, saya paham. Dengan surat ini saya pastikan semuanya akan jatuh padamu. Kemarin tak kau bawa sekalian surat ini?" tanyanya.
"Surat itu Papa ku yang menyimpannya. Alhamdulillah Papa sudah berpikir sejauh ini, dengan membuat perjanjian dengan Mas Dika."
"Syukurlah kalau begitu, semuanya sudah lengkap, dan hari juga saya akan memasukkan berkas-berkas ini ke pengadilan, kamu tinggal menunggu surat panggilan sidang dari pengadilan," jelasnya, dan aku mengagguk.
Aku pamit pulang usai membahas terkait perceraianku. Sekarang tinggal menunggu surat panggilan dari pengadilan.