Bab 121
Tidurku tak bisa nyenyak gara-gara kiriman foto dari Dira, sahabatku. Sebenarnya ingin kucecar ia dengan sejuta pertanyaan, namun aku gengsi. Dulu dia adalah orang yang pertama tak setuju saat aku bilang aku akan menikah dengan Mas Dika.
"Aduh, Anastasia jangan ngaco, deh! Kamu nggak akan kuat menikah sama yang Dika walaupun dia adalah kekasih mu tetapi Dika itu mata keranjang. Bukannya nakut-nakuti cuma banyak kejadian di sekitarku, tuh anak dijadikan alasan dalam segala hal," jelasnya sambil mengunyah gorengan.
"Maksudnya dijadikan alasan gimana, sih?" tanyaku.
"Ah, susah jelasinnya, pokoknya mending batalin tu rencana nikahan."
"Enak saja main batal-batalin, untuk sampai keseserius sekarang ini, susah payah aku dapatin Mas Dika " tolakku dengan cepat.
"Anastasia, buka itu mata lebar-lebar! Masih banyak laki-laki yang masih segelan buat dijadiin suami, kamunya aja yang buta gara-gara si Dika" Dengan nada ketus Dira menasehatiku.
