Aku sedang membaca buku di ruang kerjanya Argat. Tadinya aku hanya membantunya mencari dokumen, tetapi kini berakhir dengan membaca buku. Sejak tadi Argat disibukkan dengan pekerjaannya. Namun sebenarnya aku juga tidak benar-benar membaca buku lantaran pikiranku tertuju pada Pak Mario. Aku bingung harus datang menemuinya atau tidak. Soalnya sudah jauh-jauh Pak Mario ke sini dan tidak mungkin untuk hal yang tidak penting.
"Delisa buatkan aku kopi," ucap Argat setelah berkali-kali.
"Oh, iya," ucapku.
"Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Argat yang khawatir padaku karena hanya melamun.
"Tunggu sebentar, akan kubuatkan," ucapku.
Aku pergi ke dapur untuk membuat kopi. Aku membuatnya dengan perlahan sambil memikirkan ajakan Pak Mario. Namun bagaimana caraku meminta izin pada Argat? Aku tidak yakin kalau Argat akan mengizinkanku. Apalagi Pak Mario adalah kerabatnya Linda. Setelah kopinya jadi, kubawa ke ruang kerjanya dan menaruhnya di atas meja.