Aku tidak bisa pulang, karena itu aku memilih menelepon Argat dan mama. Sebentar lagi mereka akan sampai ke sini. Sambil menunggu, aku kembali duduk di samping Tante Alma. Jenazah Maya sudah dimandikan dan menunggu untuk dikuburkan. Kalau tidak kutemani, aku takut kalau terjadi sesuatu padanya.
"Tante mau minum? Dari tadi Tante tidak minum sama sekali," ucapku yang dibalas gelengan oleh Tante Alma.
"Jeng, turut berduka cita. Yang kuat ya," ucap salah satu teman Tante Alma.
Mereka berpelukan dengan erat. Sepertinya mereka teman yang cukup dekat. Sebuah mobil yang baru saja datang membuatku ingin keluar. Aku lebih tenang meninggalkan Tante Alma karena sudah ada temannya. Sesampainya di luar, mama dan Argat berjalan menghampiriku. Aku sedikit berlari pada mama dan memeluknya.
"Doakan saja Maya supaya tenang di sana," ucap Mama setelah melonggarkan pelukannya.