Kubuka gorden supaya cahaya matahari dapat masuk ke kamar ini. Semalam aku tidur satu kamar dengan Argat. Setelah mengobati lukanya, Argat tidak ingin melepaskan tanganku. Alhasil aku harus pasrah dan menuruti keinginannya untuk tidur di sampingnya.
"Selamat pagi," ucap Mama yang tiba-tiba sudah membuka pintunya.
Untung saja aku sudah bangun, jadi situasinya tidak akan canggung. Sepagi ini mama sudah siap dengan membawa tas di tangannya. Mama kemudian menghampiri Argat dan mengecek wajahnya yang lebam. Sebenarnya aku merasa bersalah karena terus membohonginya. Namun hanya itu yang bisa kulakukan untuk membuat mereka tidak khawatir.
"Biarkan dia tidur lebih lama. Tapi jangan sampai lupa dengan pekerjaannya," ucap Mama sedikit bercanda.
"Iya, Ma."
"Mama akan ke pasar dengan Papa. Sudah lama kita tidak mencoba jajanan pasar di sana. Kau mau ikut?" tanya Mama.
"Tidak, Ma. Aku masih harus memandikan Arkasya setelah ini," tolakku.