Kukuatkan gendonganku pada Arkasya saat melihat Maya berjalan mendekati kami. Dari tatapan matanya, dia terlihat sama bingungnya denganku. Sejak tadi aku ingin berbicara, tetapi rasanya mulutku enggan terbuka. Padahal aku sudah memiliki sesuatu untuk dikatakan, tetapi ketika melihat wajah teduh Arkasya, membuat ragu.
"Bayi siapa itu?" tanya Maya yang membuatku langsung menolah ke arah Argat.
Maya kemudian memegang tangan Arkasya dan mengelus-elusnya dengan lembut. Entah bagaimana perasaannya kalau mengetahui bahwa bayi yang sedang ditatapnya ini adalah anak kami. Hatinya pasti akan hancur karena harapannya sudah hilang dengan cepat.
"Bayi ini adalah anak adopsiku," jawabku.
"Kalian mengadopsinya?" tanya Maya yang cukup terkejut.