Chereads / Alam Semesta / Chapter 3 - misi di mars

Chapter 3 - misi di mars

Akhirnya setelah 6 bulan 20 hari mengembara di ruang hampa akhirnya tim 7ASF sampai di tempat tujuan yaitu planet mars.

Namun mereka sepertinya kurang beruntung, sesampainya mereka di mars mereka lansung di sambut oleh badai debu (badai debu di mars sangat berbahaya).

Colvin: kita sudah sampai di mars.

Falco: kalau begitu langsung mendarat saja.

Sasha: tunggu aku tidak yakin.

Alvin: kenapa.

Sasha: hanya firasat saja.

Colvin: kalau begitu kita akan menderat.

Sasha: aku tidak yakin tapi semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk.

Setelah roket mendarat

Alvin: ayo kita keluar.

Colvin: baiklah.

Baru saja mereka keluar dari roket mereka lansung di sambut oleh badai debu.

Alvin: apa itu.

Falco: astaga naga.

Colvin: sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak pada kita, itu adalah badai debu.

Sasha: firasat ku memang benar.

Collvin: cepat naik kembali ke roket kita harus berlindung.

Alvin: baru saja kita sampai di mars lasung disambut oleh badai debu.

Falco: nasib baik sedang tidak berpihak kepada kita, kira kira berapa lama badai ini akan selesai mengamuk.

Colvin: biasanya bisa berhari hari atau berminggu minggu baru badai ini akan berhenti.

Alvin: wah aku tidak sanggup kalau kita terkurung disini selama berminggu minggu untuk menunggu badai ini erhenti.

Falco: bukankah kita sudah terkurung disini selama 6 bulan 20 hari. Masa untuk bertahan untuk beberapa hari saja untuk terlindung dari badai tidak sanggup.

Alvin: itu beda cerita dalam waktu 6 bulan 20 hari ini itu kita dalam perjalanan menuju mars tapi sekarang kita sudah sampai di mars malah harus terkurung lagi karena badai debu ini.

Sasha: tapi syukurlah roket kita bisa menahan terjangan badai ini.

Colvin: benar dan kita masih mempuyai perbekalan yang cukup untuk bertahan dan pulang kembali ke bumi.

Alvin: tapi aku mendengar dari ketua NASA (Aethelred) setelah misi kita selesai di mars kita akan ditempatkan di ISS.

Falco: benarkah.

Sasha: ya yang alvin katakan itu benar aku mendengarnya sendiri lansung dari ketua NASA (Aethelred).

Colvin: tapi setidaknya di ISS tidak telalu berbahaya seperti disini.

Alvin: bagaimana badai seperti ini terjadi di mars

Colvin: Sebenarnya para ilmuwan belum mengetahui secara pasti apa penyebab badai debu ini. Namun para ilmuwan juga mengungkapkan bahwa badai ini diakibatkan oleh temperatur yang tidak menentu di planet Mars.

Apalagi dengan adanya angin kencang yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini juga yang diduga menjadi penyebab badai di mars.

Ada juga yang menyebutkan badai debu di mars terjadi karena partikel debu yang ada di Mars menyerap sinar matahari dan membuat atmosfer lebih hangat. Ketika udara hangat ini datang ke tempat yang lebih dingin, udara yang sudah bercampur debu kemudian berubah jadi badai kencang yang dapat menyelimuti seluruh permukaan planet.

Falco: sudahlah jangan membahas badai terus aku didengar di mars ada gunung tertinggi di tata surya dan ada ngarai yng lebih besar dari Grand Canyon di bumi.

Colvin: ya tepat sekali di mars ada gunung tertinggi di tata surya yaitu gunung olympus mons dan ada ngarai terbesar di tata surya juga yaitu ngarai Valles Marineris

Gunung berapi ini memiliki ketinggian lebih dari 21 km (13,6 mi atau 72.000 kaki) yang diukur dengan Mars Orbiter Laser Altimeter (MOLA).

Falco: wah lebih tinggi dari gunung everest di bumi.

Colvin: Dengan panjang lebih dari 4.000 km, lebar 200 km dan kedalaman lebih dari 7 km,Valles Marineris dikenal sebagai ngarai terbesar di Tata Surya.

Valles Marineris terletak di wilayah khatulistiwa Mars. Sistem Valles Marineris dimulai di barat dari Noctis Labyrinthus; lalu bergerak ke timur melalui chasmata Tithonium dan Ius, lalu chasmata Melas dan Ophir, lalu Coprates Chasma, lalu chasmata Ganges, Capri dan Eos; sistem ini berakhir pada Chryse Planitia. Kebanyakan ilmuwan meyakini bahwa Valles Marineris merupakan "retakan" tektonik besar di kerak Mars.

Colvin: Ohya matahari terbit dan tenggelam di mars berwana biru bukan oranye seperti bumi.

Sasha: wah benarkah?.

Colvin: ya Ini semua berkaitan dengan debu di udara Mars. Semburat kebiruan berasal dari debu halus yang berukuran tepat sehingga cahaya biru bisa menembus atmosfer dengan lebih efisien.

Di atmosfer Bumi, sinar matahari yang mengandung warna biru dan hijau dihamburkan oleh debu dan partikel kecil lainnya sehingga menghasilkan warna kuning, jingga dan merah. Warna iru itu sendiri dibutuhkan sebagai pembentuk kanopi Bumi.

Sementara di Mars, atmosfernya mengandung kurang dari 1% partikel yang ada di atmosfer Bumi. Partikelnya menyerap warna biru dan menghamburkan warna yang lebih gelap. Inilah yang membuat warna terbit dan terbenamnya jauh berbeda dengan Bumi.

Warna yang dihasilkan Matahari saat terbit tenggelam bergantung pada atmosfer planet masing-masing.

Beberapa hari berlalu

Alvin: kapan badai debu ini akan berhenti

Colvin: badainya sudah berhenti

alvin: darimana kau tahu lihat saja itu masih debu di luar sana.

Colvin: itu adalah menara debu.

Falco: hah menara debu?.

Colvin: ya itu adalah menara debu hal ini biasa terjadi di mars ketika badai sudah berhenti menara debu ini ini memiliki ketinggian sekitar 56-80 kilometer. menara debu itu baru akan hilang dalam beberapa hari atau bahkan beberapa bulan

alvin: tinggi sekali.

falco: jadi maksudmu kita akan terjebak disini?.

Alvin: berapa lama lagi kita akan terkurung di roket ini.

Colvin: kita berharap saja menara debu itu akan menghilang dalam waktu beberapa hari saja.

Akhirnya setalah 7 hari terkurung di roket badai debu dan menara di mars sudah hilang dan tim 7ASF melanjutkan misi untuk mempelajari struktur planet merah ini, geologi, musim struktur tanah dan lain sebagainya

Tambahan:

Mars adalah planet ke4 dalam sistem tata surya kita. Planet ini mempunyai 2 satelit alami yaitu phobos dan deimos, planet mars adalah planet bebatuan dengan atmosfer yang tipis. Di permukaan Mars terdapat kawah, gunung berapi, lembah, gurun, dan tudung es. Periode rotasi dan siklus musim Mars mirip dengan Bumi, diantara orbit mars dan Jupiter terdapat sebuah sabuk asteroid (sabuk ini terdiri dari ribuan atau bahkan jutaan asteroid dengan berbagai ukuran dan asteroid yang paling besar di sabuk asteroid adalah Ceres) yang memisahkan planet dalam (kecil/planet terrestrial.) dan planet luar (besar/planet gas atau jovian)