"Ada penghianat di dalam istana. Apakah begitu Jeelion?"
Ayah Puteri Jasmine ikut bicara, dan Pangeran Jeelion hanya menatap ke arah pria itu untuk sesaat.
"Aku rasa, orang yang berusaha untuk membunuhku adalah orang yang sama, yang membunuh ibuku, aku yakin ia punya rencana yang busuk hingga melakukan hal itu."
"Tiada boleh asal bicara, jika tidak ada bukti Jeelion!"
Ratu kedua yang mulai gusar akhirnya ikut bicara, ia tidak tahan dengan arah pembicaraan di mana Pangeran Jeelion memaparkan kejadian sebenarnya begitu juga suaminya.
"Aku tidak asal bicara, jika ditelisik lebih dalam darimana kami yang hanya berkutat di istana bisa terminum racun yang akhirnya berusaha meluluh lantakkan tubuh kami dari dalam?" bantah Pangeran Jeelion.
"Ibumu bunuh diri! Racun itu ia sendiri yang meminumnya, jadi bukan diracun kau paham itu?"
Ratu kedua membantah pula, hingga situasi sedikit kisruh karena perdebatan itu.