"Kenapa? Entahlah, aku juga tidak mengerti mengapa aku harus bersikap peduli pada kalian, hanya saja aku merasa itu harus aku lakukan itu saja."
"Tapi, saya sudah banyak membuat Bapak kecewa."
"Lalu, jika sudah seperti itu kau mau apa?"
"Maksud, Bapak?"
"Jika kau sadar sudah membuat aku kecewa, lalu bagaimana? Memangnya kau tahu, mengapa aku kecewa?"
Virna mengalihkan pandangannya dari wajah Pak Hanzie. Ia menghela napas. Mencoba untuk menenangkan pikirannya, karena tidak mau semakin memperumit keadaan.
"Sebenarnya, saya tidak tahu pasti rasa kecewa Bapak itu alasannya apa, hanya saja saya sadar, selama bekerja sama Bapak, saya merasa banyak sekali sikap saya yang pasti membuat Bapak kecewa."
Aku pikir, kau tahu pasti apa yang membuat aku kecewa, Virna....
Tiba-tiba saja, hati Pak Hanzie bicara demikian, tanpa bisa dicegah.