"Jadi, sekarang aku bersalah? Baiklah, aku memang salah, jadi semua sudah selesai, bukan?"
Akhirnya, Pak Hanzie bicara demikian, setelah diam untuk beberapa saat menerima omelan sahabatnya.
Farhan menghela napas.
"Kau, sudah tahu bukan, sebentar lagi kau dan Jeelion akan berpisah tubuh?"
"Tentu saja."
"Kau juga tahu resikonya?"
"Aku tahu."
"Lalu?"
"Apanya?"
"Tentang apa yang akan terjadi padamu setelahnya?"
"Aku tahu."
"Tidak takut?"
"Tidak."
"Kenapa?"
"Bukankah itu lebih baik daripada kematian?"
"Tapi, kematian juga akan jadi bagian dari resiko itu, Hanzie."
"Aku sudah siap."
"Orang tuamu?"
"Jangan bicarakan masalah itu pada mereka."
"Kenapa? Bukankah itu bagus untuk membuat mereka tahu apa yang kau rasakan?"
"Tidak, itu tidak benar."
"Kenapa?"
"Akan melukai hati mereka, yang sudah bersikap baik padaku."
"Jika itu sudah kau tahu, mengapa kau melakukan sesuatu yang membuat diri mereka terluka jika mengetahuinya?"
"Aku khilaf."