Farhan menghela napas. Rasanya, ia jadi bimbang, ingin berterus terang atau tidak. Jika tidak berterus terang, Pangeran Jeelian tidak mau membiarkan dirinya untuk keluar dari ruangan itu.
"Bee, kalau menurut penyelidikanku ini, kondisimu, tidak bisa dipastikan bagaimana akhirnya, hanya saja, sepertinya, perubahan wujudmu itu bersifat selamanya, dalam arti-"
"Apa maksudmu? Kau, ingin mengatakan, bahwa aku akan tetap menjadi kucing selamanya?"
"Itu baru dugaanku, aku hanya mencocokkan kondisimu dengan apa yang sudah pernah terjadi, tapi, kau tidak usah menelan semua mentah-mentah dahulu. Kau, bisa memeriksakan semua itu pada tabibmu, jangan percaya padaku secepat itu."
Wajah Pangeran Jeelian pucat mendengar apa yang diucapkan oleh Farhan.
Pria itu sampai terjajar ke belakang, hingga Farhan buru-buru menangkap salah satu lengannya agar tidak menubruk tembok ruangan.
"Kau, tidak apa-apa?" tanya Farhan pada Pangeran Jeelian.
"Kau, tidak berbohong?"