"Bapak...."
Morin cengengesan, sembari garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Aku bilang, apa yang kalian tertawakan? Siapa yang belum disunat?"
Pak Hanzie mengulang pertanyaan.
"Tidak ada, Bapak salah dengar mungkin?"
Morin masih berusaha untuk mencari alasan. Sementara Virna? Bungkam. Bukan tugasnya untuk menjelaskan, toh yang membuat persoalan itu Morin, bukan dirinya.
Sementara Pak Hanzie, menatap Morin dan Virna satu persatu meminta penjelasan.
"Memangnya aku tidak bisa mendengar dengan baik? Jelas-jelas kalian tadi bicara tentang soal sunat menyunat, siapa yang sedang kalian bicarakan?"
"Pacar Virna, Pak!"
"Morin!" sergah Virna sembari melotot pada Morin, tapi gadis itu tidak perduli.
Daripada mereka berdua terkena masalah, lebih baik bicara yang sebenarnya, agar mereka terlepas dari hukuman. Begitu pikir Morin.
"Pacar kamu? Memangnya ada apa? Kenapa sampai bicara masalah itu?"