Apa yang diucapkan oleh Pangeran Jeelian, cukup membuat Virna menjadi terenyuh hatinya.
Dibalasnya tatapan mata Pangeran Jeelian, dan ia menemukan betapa seriusnya Pangeran Jeelian saat mengucapkan kalimat itu tadi.
Kebimbangan mulai menyelimuti hati Virna. Jika tadi ia tidak mau memikirkan bahkan mempertimbangkan perasaan mereka yang saling menyukai, kini sebelah hatinya mulai merasa ragu, mampukah ia mengingkari hati untuk tidak menyambut perasaan pria dari negeri fantasi itu?
Perlahan, jemari tangan Virna kembali terangkat. Menyentuh tengkuk Pangeran Jeelian, dan pelan-pelan menarik tengkuk itu hingga posisi wajah mereka kini kembali dekat dan hanya butuh gerakan sedikit saja, maka bibir mereka bertemu saling menyentuh.
Tapi, baik Virna maupun Pangeran Jeelian sama-sama tidak memulai pergerakan.