Yuan Chen mulai menyadari bahwa dirinya telah kembali ke 50 tahun sebelumnya.
"Aku telah di bunuh di Istana Kerajaan Zhu dan di bangkitkan kembali ke titik awal dimana awal dari ilmu bela diri ku terima."
Yuan Chen menangkan diri sekitar 15 menit. Tubuhnya masih terasa bekas pukulan Yuan Jian dan anak buahnya. Dia teringat di kehidupan sebelumnya telah membunuh dan membantai semua keluarga Yuan Xian.
Pemuda yang baru di bangkitkan kembali ini merasa kebenciannya kepada Yuan Jian dan Ayahnya, Yuan Xian tidak lah sebesar seperti kebenciannya di waktu kehidupan sebelumnya. Penderitaan yang di alami oleh keluarga Yuan tidak lah sebesar penderitaannya di 'penjara penderitaan'. Bahkan dia patut mensyukuri karena perbuatan Yuan Jian membuat dirinya memperoleh kesempatan kehidupan yang kedua.
Kali ini dia harus berpikir matang sebelum bertindak. Dia harus membuat keputusan yang tepat.
Yuan Chen Membangkitkan semangatnya karena dia tahu bahwa dia akan membalas semua perbuatan orang orang yang membuatnya menderita dengan caranya sendiri.
Di kehidupan lamanya, Yuan Chen hanya berbaring di atas batu ini selama dua hari dua malam. Sampai turun hujan deras membasahi tempat ini. Kemudian air genangan turun ke dataran lebih rendah dan masuk ke sela sela rumput'. Saat itulah dia menyadari kalau di balik rumput itu masih ada ruangan.
Tapi sekarang dia tidak perlu menunggu hujan datang. Yuan Chen menggulingkan dirinya mendekati daun daun di tembok jurang lalu merayap menuju tumbuhan yang menutupi lobang. Perlahan merangkak. membelah rerumputan. memasuki dalam lobang. merayap lagi. dan lagi. dan lagi.
Sesampainya di dalam gua, Chen melihat pemandangan yang pernah dilihat sebelumnya 50 tahun yang lampau.
ruang sebesar kurang lebih 3 X 6. Dinding batu yang keras. Meja abu kecil diujung lorong menandakan ada orang yang pernah tinggal di tempat ini. Dinding dinding batu itu mengeluarkan ranting ranting kecil.
Ranting ranting itu mengeluarkan Buah buah kecil lebih besar sedikit dari buah anggur. buah buah itulah yang dimakannya selama berada di dalam goa. Sampai saat ini tidak diketahui buah apa namanya itu. Tapi yang pasti buah itu tidak hanya memuaskan rasa laparnya tapi juga dapat memberikan tenaga dalam seperti sebotol kecil cairan elixir.
"Berarti aku harus mulai lagi dari awal." Hatinya masih terus bersyukur.
Hanya saja melakukan pengulangan itu sangatlah menjengkelkan. Karena harus berlatih lagi, mencari bahan untuk menaikan tingkatan, membunuh lagi, membalas dendam lagi. Mencari keluarga kerajaan untuk menyiksa dan membunuhnya. Melakukan perulangan yang telah di lakukan selama 50 tahun adalah waktu yang sangat lama dan menjenuhkan. Terlalu banyak waktu yang dibuang sia sia.
Tidak bisakah hanya sampai hidup damai di gedung besar jauh dari keramaian dengan di dampingi pelayan pelayan cantik tanpa harus memikirkan pertarungan. tanpa harus berlatih. tanpa harus di ganggu orang lain. Sepertinya itu pengharapan yang bodoh.
Teringat sewaktu ayahnya belum meninggal dimana dia menghabiskan waktu dengan sia sia hanya untuk bersenang senang. Kemudian setelah dirinya menjadi orang berilmu tapi masih suka bersenang senang memuaskan diri. Sepertinya kehidupan seperti itu juga tidak menyenangkan. Banyak waktu yang terbuang. Seandainya semua waktu itu digunakan untuk memperdalam ilmu maka dirinya mungkin sudah mencapai puncak yang tak terkalahkan.
Di dunia ini hanyalah orang berilmu tinggi yang di hormati dan suaranya di dengar. Orang yang tidak berilmu hanyalah sampah. Dia hidup lima puluh tahun namun masih belum mencapai puncak sehingga mudah di kalahkan dan mudah di hianati.
Yuan Chen berusaha untuk bangkit berdiri. Kedua tangannya dijadikan tumpuan di dinding goa. Tubuhnya masih sangat lemah. jadi harus menopang.
Badan yang sakit ini juga merupakan akibat tidak adanya ilmu. Orang yang tidak memiliki ilmu hanya akan menderita sakit.
Chen teringat hari terakhir sebelum kematiannya. Dia berada di penjara kerajaan dengan lidah dan tangan dipotong. Ilmunya di hancurkan. Kakinya ditusuk rantai. Penderitaannya sangat menyakitkan. Hidup 1 tahun di penjara merupakan penyiksaan yang tiada Tara.
Itu semua karena dirinya malas menimba ilmu dan malas mencari bahan untuk menaikan tingkatannya. Merasa diri ilmunya paling tinggi. Kesombongan yang akhirnya menjadikan kehancuran. Siapa sangka di dalam istana ada seorang yang ilmu nya sangat tinggi.
Hari ini dia di berikan kesempatan hidup yang kedua kali agar tidak di jalaninya dengan sombrono membuang waktu sia sia.
Remang remang cahaya dari lubang lubang kecil membuat matanya dapat melihat sampai di ujung lorong. Meskipun terasa sakit, Chen berkeras untuk melangkah walaupun tertatih.
Di ujung lorong terdapat meja abu yang sudah kotor di penuhi debu. Dalam kehidupan sebelumnya Yuan Chen tersandung batu besar lalu terjatuh di hadapan meja abu. Kepalanya membentur tanah. Tepat dimana kepalanya terbentur terdapat batu abadi yang tertutup debu. Batu abadi itu juga yang menjadi penggerak terbuka nya rahasia kekuatan magis.
Tapi saat ini. Yuan Chen tidak perlu menjatuhkan diri lagi. Karena dia sudah mengerti bahwa dirinya hanya harus bersujud di hadapan meja abu. Hanya cara itu satu satunya cara untuk mendapatkan warisan ilmu dari Culltivator sebelumnya.
Batu ajaib ini yang pernah menyelamatkan nya dan mengangkat martabat nya dan juga jiwa sombongnya.
Secara perlahan Yuan Chen menjatuhkan dirinya dan bersujud. Kepalanya di jatuhkan di tanah tepat di depan meja abu. Tiba tiba dari tanah tempat-tempat umum kepalanya bersujud mengeluarkan cahaya hijau..
"Kkrrrkkktt."
Pada saat yang sama meja abu itu bergetar bergerak tenggelam ke dalam tanah. Seolah di dalam tanah ada mesin penggerak. Sampai meja abu itu terkubur lenyap dari pandangan mata. barulah terlihat lubang di balik bekas meja abu itu.
Tapi Yuan Chen tidak bangkit dari sujudnya. Bukan karena tidak mau tapi pikiran Yuan Chen sedang tenggelam dalam imajinasi yang di kendalikan oleh cahaya hijau dari tanah itu.
Suatu kekuatan membawa Yuan Chen ke alam sadar yang berbeda. Suatu ruang dimensi yang lain seakan berada dalam dunia ilusi. Didalam dunia dimensi ilusi itu, Chen melihat berbagai ingatan seseorang tentang kekuatan.
Batu abadi itu disebut batu ingatan. batu itu berisikan memory akan ingatan seseorang. Ketika kepala (kening) disentuhkan dengan batu ingatan maka ingatan pemilik batu itu akan merasuki ke pikiran orang yang menyentuhnya.
Pemilik Batu Pengingat itu adalah seorang Kultivator Dewa yang bernama Ye Shang. Didalam batu yang disentuh oleh kening Yuan Chen, berisikan sebagian ingatan Ye Shang.
Tak lama kemudian munculah asab dari dalam tanah dimana meja itu tenggelam. Sepertinya Yuan Chen tidak kaget dengan semua penampakan itu. Dia juga tahu kalau asap itu akan berubah menjadi seorang tua.
Tepat seperti dugaannya. Orang tua itu muncul dari asab itu. Asab itu memandang Yuan Chen dan berbicara kepadanya.
"Selamat datang Nak Yuan Chen. Namaku adalah Bhu Beng sebuah ilusi yang di ciptakan tuanku Ye Shang. Semua pengetahuan dan Pengalaman Ye Shang berada dalam diriku. Aku disini adalah untuk memberikan warisan yang ditinggalkan Ye Shang kepadamu untuk membantu meningkatkan ilmu bela diri mu hingga mencapai tingkat Dewa."
"Warisan." Chen mengulang.
"Benar. Ye Shang adalah seorang Kultivator Dewa yang di sebut Dewa Peramal dan penduduk Dunia Thian menyebutnya Dewa Peramal Ye Sang. Ye Shang juga sudah meramalkan akan kedatanganmu di tempat ini dan mempersiapkan semua warisan untuk mu."
"Aku sudah tahu." Chen tersenyum. Karena kejadian seperti ini sudah pernah di alaminya. "Bisakah di percepat saja sampai aku menerima warisannya?"