Diam-diam aku membuntutinya dari belakang setelah aku puas memerhatikan sosok pria itu di dalam gereja. Dia terus berjalan bersama orang-orang yang keluar dari gereja ini. Kurasa dia akan ke halte bus di sebrang jalan sana. Otakku memerintahkan kakiku untuk mengikuti langkahnya yang lebar-lebar. Karena aku tertinggal jauh akupun sedikit berlari untuk lebih dekat dengannya. Sampailah kami di sebuah halte yang cukup ramai oleh orang-orang. Dia berdiri berhimpit-himpit bersama orang-orang disini. Tak lama kemudian sebuah bus pun datang. Dia melihat arlojinya sebelum dia melangkah menaiki bus. Dengan gerakan cepat aku menaiki bus yang sama. Dan sekarang disinilah aku berada. Di dalam bus bersama pria tampan ini. Rasanya begitu ramai. Jadi aku merasa sedikit kepanasan dan sesak. Aku terus mengawasinya yang berdiri membelakangiku. Jarakku dengannya hanya terhalang oleh tiga orang pemuda.