"Eomma mengajakku untuk pindah ke Jepang. Eomma bilang aku akan menjalani pengobatan disana. Aku senang saat eomma mengatakan akan pindah dari Seoul. Setidaknya aku akan hidup lebih tenang disana." Jawabnya dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya, sedangkan aku hanya bisa terdiam dan menahan nyeri yang tiba-tiba memnusuk hati. Merasa sesak., wajahku mendadak memanas. Bagaimana bisa Donghae pergi meninggalkanku sendiri disini. Dia tidak boleh pergi. dia belum mengingatku sama sekali.
"Tapi kenapa harus ke Jepang? Bukankah di Korea masih ada rumah sakit yang bagus?"
"Dokter sendiri yang memberi rujukan untuk ke rumah sakit yang ada di Jepang. Aku ingin cepat sembuh.." dia menyipitkan matanya seakan-akan sedang mengingat-ngingat sesuatu. "Siapa namamu?" dia memiringkan kepalanya.
"Hyejin." Jawabku pelan. Dia memang sering melupakan namaku akhir-akhir ini. Ah tidak, dia memang selalu lupa siapa namaku.