Heesun dengan mata bulatnya memandangi Howon nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja Howon ceritakan. Ini seperti dongeng-dongeng atau gosip-gosip horor yang sering ia dengar.
"Tunggu," sergah Heesun. "Aku tidak mengerti." Heesun menggelengkan kepalanya.
"Jadi intinya, jika aku mau menjadi iblis aku harus menemukan orang yang menyebabkan aku mati dan itu orang yang aku cintai kemudian gadis itu harus menciumku. Tapi gadis itu juga harus mencintaiku dan menciumku dengan tulus. Begitupun dengan aku." Jelas Howon lagi.
"Kalau begitu mudah bukan? Kau tinggal pergi saja pada gadis itu lalu pinta dia untuk menciummu. Mudah kan?" jawab Heesun enteng.
"Tidak semudah itu. Bahkan aku tidak tahu gadis yang aku cintai itu siapa."
"Apa? Kau mencintai sorang gadis tapi kau tidak tahu gadis itu siapa? Kau ini lelaki macam apa hah?!" Heesun meninggikan suaranya. Mengacak-ngacak rambutnya frustasi. "Lalu kenapa kau sampai ada di dalam kamarku?"