"Eunmi-ya, apa kepalamu terbentur sangat keras sehingga membuatmu menyukai cappuccino?" ucapnya. Aku mendongak ke arahnya. Dia benar. Aku memang tidak pernah suka cappuccino. Tapi dari mana dia tahu.
"Eh, aku.. aku hanya ingin selera baru." Aku sibuk kembali dengan menuku.
"Geurae. Kurasa setelah ini kepalamu akan pusing." Katanya. "Jadi, apa yang harus aku ceritakan?" tanyanya lagi dengan sedikit mencondongkan wajahnya kerahaku.
"Ada orang di kantor bernama Choi Minho." Kataku sambil menutup buku menu itu.
"Ne. Kau tidak percaya padanya. Menurutmu ia justru menginginkan pembubaran departemenmu. Kau beranggapan ia akan mempersentasikan rencana licik pada petinggi-petinggi Hyundai saat rapat nanti." Jawabnya dan melambaikan tangannya pada pelayan. "Satu Vanilla latte." Ucapnya.
Aku memandangnya keheranan. "Kau sudah punya minumanmu."
"Itu untukmu. Aku tidak ingin kau ambil resiko dengan meminum cappuccino."