"Lalu kau bisa kehilangan pekerjaan?" Aku menggeser tubuh kemudian mencondongkan diri ke arah Jeremy. Dia menatapku tajam seolah kalimatku memang akurat.
"Bagus kalau kau mengerti." Aku tertawa nyalang saat Jeremy melotot padaku dengan garang yang justru terlihat lucu seperti rahasianya baru saja terbongkar. "Aku akan buatkan teks klarifikasi untukmu. Dan harus dibuat besok."
Fake information huh?
"Terserah sajalah."
Tanganku mengibas ke udara mengusir Jeremy dari hadapanku. Sebelum dia pergi jari telunjuknya diacungkan padaku menekankan bahwa aku tidak boleh kabur dari perintahnya. Sejak kapan aku membantah apa kata Jeremy. Walau dia manajer yang menyebalkan tapi setiap idenya selalu bisa menyelamatkan karirku.
***
"Ya ampun Fay kau tidak mendengarkan perintahku?" Apalagi sih yang salah? "Jangan terlihat seperti kau membaca teksnya. Coba hapalkan."