"Aku bisa pindah kalau kau keberatan aku duduk disini."
Pria dengan kaus oblong putih di balik kemeja biru tua itu berpaling padaku. Menatapku sebentar kemudian mengedarkan pandangannya ke seluruh cafe.
"Tidak ada tempat kosong selain disini. Jadi, kita memang harus berbagi tempat."
Sepersekian detik aku merutuk dalam hati saat dia menyunggingkan ujung bibirnya. Terkesan arogan sekaligus keren. Dan entah bagaimana caranya senyumnya itu sangat mengganggu.
"Mungkin kau sedang menunggu seseorang karena sejak aku duduk disini pandanganmu tak lepas keluar jendela."
"Aku tidak sedang menunggu seseorang."
Aku mengangguk kecil. Tak lama kemudian pelayan wanita datang membawa pesananku. Dan tanpa bisa kucegah, dia mengulurkan tangannya, membungkukan badan seraya mendekat padaku.
"Mba, minta foto ya."