"Biar aku aja," Dimas menahan tangan Jana yang akan membayar tagihan makan siang mereka. "Kamu jangan buat aku malu karena makan siang aku, dibayarin sama perempuan."
Jana tersenyum, lalu berkata. "Siapa yang mau bayarin? Aku cuma mau ambil hp, kok." Tangan Jana yang sudah siap di dalam tasnya, mengangkat ponselnya ka atas, membuat dia dan Dimas tergelak. "Aku nggak mau mencoreng harga diri kamu, dengan nraktir kamu makan."
"Kamu pinter." Puji Dimas ditambah dengan mengacungkan jari jempolnya ke atas.
Lalu Dimas menuju meja kasir sementara Jana menunggu di kursi mereka sambil memeriksa ponselnya. Tak lama kemudian Dimas kembali.
"Mau langsung ke kantor?"
"Boleh, yuk," Jana memasukan ponselnya ke dalam tas.
Entah sejak kapan mereka menjadi seakrab ini. Setelah pertemuan mereka di acara malam amal, tidak ada kecanggungan diantara mereka. Dan entah bagaiman awalnya, Dimas juga sesekali menceritakan tentang hubungannya dengan Kirana.