Oke, jangan gugup santai saja. Semuanya akan baik-baik saja. Abel terus melapalkan mantra itu dalam hati.
Abel tidak pernah menyangka kalau perpindahan Tristan dari kantor cabang ke kantor pusat akan secepat ini. Abel tidak ada persiapan sama sekali saat pagi tadi Tristan tiba-tiba muncul di depan rumahnya, menjemput wanita itu untuk pergi ke kantor bersama. Dia nyaris saja mematahkan sepatu hak tingginya.
"Kamu kenapa? Kok pucet? Belum sarapan?"
Abel terkesiap begitu masuk ke dalam mobil.
"Enggak apa-apa."
"Kalau mau sarapan dulu, di kantin kantor aja. Tapi kayanya aku enggak bisa nemenin. Jam 9 ada meeting sama Pak Aiden."
Jantung Abel jatuh ke perut saat mendengar nama Aiden di sebut. Perutnya mendadak terserang mules.
"Kamu kenal sama Pak Aiden?"
"Bel, please deh. Masa aku enggak kenal sama pimpinan baru kita." Tristan memutar bola mata. Lalu menekan kopling, memutar perseneling kemudian menancap gas siap melaju menuju kantor, yang membuat Abel saat ini panas dingin.