"Bel," Jems memanggil Abel tepat di telinganya. Abel yang sedang menelengkupkan wajahnya ke meja kerja langsung beringsut dari tempat, mengibas-ngibaskan telinganya yang panas akibat dari bisikan Jems.
"Ngapain sih lo? Ngagetin gue aja."
"Wah lagi bete lo ya. Enggak biasa sewot kaya gini."
Abel mendelik ke arah Jems. Lalu mengembuskan napas, dan menopang kepalanya di ke dua tangan.
"Gue lagi galau Jems," curhat Abel. "Emm lo pernah enggak sih ngerasain ilang feeling sama pasangan lo?"
Mendengar curahan hati Abel, Jems langsung semangat. Dia menarik kursi kosong dan duduk di dekat wanita itu.
"Lo lagi berantem ya sama Pak Tristan?" Tebak Jems. Abel hanya mengedikan bahunya. "Gue punya cara supaya lo sama Pak Tristan bisa kembali di mabuk asmara kaya pertama kali ketemu. Emm.. Semacam jatuh cinta kembali."
Abel menyipitkan matanya. "Teori darimana lagi tuh?" Tanya Abel curiga.
Jems mengusap hidungnya dengan jempol, lalu menyeriangai. "Mau tahu gimana caranya enggak?"