"Kamu tinggal bilang aja, butuh berapa banyak. Saya akan kasih sama kamu."
Kepala Annisa tetap tertunduk, menatap layar ponsel yang menyala-nyala karena panggilan masuk dari Zafir. Abel yang ada disamping Annisa, menatap temannya dan wanita paruh baya itu dalam diam. Dia masih belum paham siapa ibu-ibu dengan gaya trendi, tapi menakutkan berdiri angkuh di depan mereka.
Annisa mengembuskan napasnya. Terus melapalkan doa-doa dalam hati. Dia masih tidak bisa bersuara.
"Saya cuma mau kamu pergi sejauh mungkin, ke tempat yang tidak ada Zafir di dalamnya. Saya akan kasih berapa banyak yang kamu butuhkan untuk kabur dari kota ini, Annisa."