Abel memutar kenop pintu ruang kerja Tristan. Seperti hari-hari sebelumnya yang tidak pernah mengetuk terlebih dahulu. Karena untuk apa, Tristan jarang menerima tamu atau jarang ada karyawan yang tiba-tiba bertandang ke ruangan Tritan.
Rencananya siang ini dia mau mengajak Tristan makan bersama di mall dekat kantor mereka. Sekalian ke toko perhiasan membeli cincin untuk pertunangan mereka yang nyarus batal. Tapi gerakannya terhenti saat Abel masih berada di ambang pintu. Dadanya seperti ditinju saat dengan sangat jelas pupil matanya menangkap adegan pelukan Tristan dengan seorang wanita berambut coklat panjang.
Tristan nampak tersenyum, dengan tangan yang melingkar di tubuh wanita itu, mengusapnya pelan.
"Tristan," geram Abel di ambang pintu. Tangannya erat memegang gagang pintu.