Abel menuju ruang HRD tempat di mana Arsenio berada. Dengan gusar dia mencari-cari keberadaan Arsenio yang tidak ada di mejanya.
"Nyari siapa, Bel?" Dita salah satu staff GA bertanya.
"Liat Arsen nggak?"
"Tuh, lagi di--" Dita belum menyelesaikan kalimatnya, tapi Abel sudah menemukan sosok Arsen yang berdiri di mesin foto copy.
Dengan susah payah dia berlari kecil, mendekat ke arah Arsenio yang kini sedang bersenandung kecil. Suaranya memang merdu, seharusnya dia ikut akang pencarian bakat saja. Kalau pun tidak jadi juara, dia bakal terkenal dengan tampang yang sangat menunjang.
"Arsen," Abel menghembuskan nafasnya keras, mencoba menghilangkan sebagian rasa gugup dan seperempat rasa takut dalam dirinya.
"Ya, Bel? Ada apa?" mata Arsenio berbinar terang. Pasti suasana hatinya sedang baik.
"Pak Aiden, nggak ada?"
"Loh emangnya lo nggak tau kalau dia udah balik lagi ke Malaysia?"
"Kapan?"
"Harusnya sih siang ini." Arsenio memeriksa arlojinya.