Inhale-exhale. Inhale-exhale. Abel melakukam kegiatan itu untuk yang ke sekian kali, namun merasa pernapasannya kembali normal saat orang-orang menerobos masuk ke dalam restoran, membuyarkan tatapan Abel yang tajam. Tristan berdiri gugup. Tak berhenti menggaruk tengkuknya gusar, yang sebenarnya sama sekali tak gatal. Ia hanya… tak tahu harus melakukan apa di situasi genting seperti ini.
Jems yang ada di sana memandang canggung pada Tristan dan Cecilia. Sedangkan Arsenio mengatupkan bibirnya, berusaha keras untuk tidak menyemburkan tawanya. Dan Annisa melihat Abel dengan penuh rasa cemas.
"Emm, kalian.. Lagi ngapain? Di sini?" Tristan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Berusaha mencairkan suasana yang genting.
"Keliatannya? Emang kamu ngeliat tempat ini, tempat apa? Tempat jin buang anak?"