Aku menjejakan kaki ke lantai lalu kabur dari ruang tamu menuju pantry. Membuka kulkas dan mengambil jus jeruk kemasan lalu duduk di kursi pantry. Lama-lama aku yang gila kalau terus menerus melakuan hal bodoh seperti ini. Kenapa tidak dibiarkan saja video itu beredar kemudian hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Tidak mungkin masyarakat akan terus mempersoalkan video tersebut hingga akhir hayat. memangnya mereka tidak punya kerjaan lain.
"Fay, kau tidak lupa kan bagaimana perjuanganmu hingga kau sampai bisa di titik ini. Apa kau mau merusak perjuanganmu selama ini?" Aku mendengus berusaha tidak menghiraukan Jeremy. "Bukankah kau ingin membuktikan kepada ibumu bahwa apa yang sudah menjadi keputusanmu bukan lagi hal yang sia-sia. Kau tidak mau semuanya hancur kan?"
"Aku tahu." Sengaja kutekankan nada bicaraku. "Tapi apa ini tidak berlebihan? Apa aku harus melakukannya? Jer, kejadian sebenarnya bukan seperti itu."