Hari ini Abi pulang lebih cepat. Dia sampai rumah sebelum magrib. Tapi dia masih memasang acara saling diam denganku. Ekspresi wajahnya menakutkan. Aku sampai tidak siap hati untuk bertanya. Sambil menunggu Abi makan, aku merapikan baju kotornya, membawa semuanya ke tempat laundry. Kemudian dengan mengendap-ngendap, aku mencari sesuatu di kantung celananya, kemejanya, dan tas kerjanya. Siapa tahu aku menemukan sesuatu. Tapi nihil. Aku tidak menemukan apapun di sana.
Mungkin tiket parkir itu hanya tiket biasa. Dan wanita itu memang partner kerja betulan. Apa aku harus bertanya pada Nessa, soal wanita bernama Sophie itu. Nessa pasti tahu. Tapi nanti dia bertanya yang macam-macam.
Ya Tuhan, kenapa jadi banyak pertimbangan untuk satu pertanyaan saja. Aku mengacak rambutku frustrasi.
"Mami," aku terlonjak saat Rey ada di belakangku. Aku menjatuhkan seluruh baju kotor Abi.
"Ya, Rey."
"Ruby, menangis." Rey menunjuk-nunjuk ke dalam rumah.
"Oke,"