Aku mengatupkan bibirku menahan tawa. Aku nyaris menyemburkan tawa ku kalau tidak aku tahan oleh telapak tangan. Sementara Fay, menganga lebar. Masih dengan keterkejutan. Ya, pria ini memang sudah tidak waras. Sudah gila rupanya. Bisa-bisanya Vivi mau menikah dengan pria seperti ini.
Fay menatapku sambil memutar kedua bola matanya. Kedua bahunya terangkat ke atas. Jadi, teka-teki nya sudah jelas. Pria seperti apa calon suami Vivi. Dan Vivi pasti berbohong soal foto pria yang dia tunjukan padaku. Apa aku bilang, dia pasti nyolong di internet.
"Siapa mereka, Vi?" Pria itu tersenyum lebar. Orang kaya pasti hari-harinya bahagia selalu.
"Hai, aku Fay. Sahabat Vivi." Fay lebih dulu mengulirkan tangannya pada calon suami Vivi. "Ini, Ana. Sahabat Vivi juga."
"Hai, aku Ana." Aku mengangguk kecil pada pria setengah jadi itu. Cocok lah kalau sama Vivi. Oops, maaf.
"Hallo, Grey." Fay dan pria bernama Grey itu bersalaman. Sedangkan aku hanya mengatupkan kedua telapak tangan di dada.