Apa yang sudah Abi sangkakan padaku telah mencoreng wajahku. Melukai hati kecilku. Aku memang tidak suka pada wanita tidak waras itu, sejak pertama kali aku bertemu. Bahkan sebelum aku mengetahui bahwa dia ibu Rey, bahwa dia adalah wanita yang sudah memporak porandakan hidupku. Tapi aku masih waras untuk tidak melakukan tindakan kriminal terhadapnya, apalagi kepada Rey. Apa untungnya untukku.
"Kau pikir aku melakukan apa?"
Aku mengangkat dagu ke atas, mendorong bahu Abi hingga pria itu terjungkal duduk bersimpuh di atas tanah bebatuan.
"Kau pikir aku sudah mencelakai mereka? Hah? Serendah itu pikiranmu terhadapku, Bi." Aku tahu air mataku sudah menganak dan siap untuk terjun bebas.
"Tapi kau ada bersama mereka." Cicitnya nyaris meragu.
Seperti naik roller coaster, ada yang menyayat hatiku. Dia pikir aku ini apa. Bisa-bisanya dia bicara seperti itu.