Setelah memastikan kalau Sera sudah benar-benar pergi. Aku berlari menuju dapur, membuka kulkas lalu mengeluarkan air minum dalam botol. Tenggorokanku kering, sampai-sampai tidak terasa aku menandaskan isinya.
Untuk membuat diriku lebih tenang lagi, aku membasuh wajahku. Saat sedang mengeringkan air di wajah dengan handuk basah terdengar suara ketukan di pintu. Jantungku langsung loncat ke kerongkongan. Jangan-jangan wanita itu datang lagi.
Tadinya aku berencana untuk tidak membukakan pintu, tapi ketukan itu terus berbunyi. Jadi, aku putuskan untuk membukanya saja dengan hati-hati. Sebelumnya aku memeriksa kembali lewat jendela. Itu bukan Sera. Juga tidak ada kendaraan apa-apa yang terparkir di depan rumah. Mungkin itu tetangga atau siapa.
Orang itu kembali mengetuk pintu rumah. Lalu perlahan aku membukakan pintu. Tidak semuanya. Hanya sedikit, hanya kepalaku saja yang menyembul.