Keesokan paginya,di hari senin aku terbangun dengan kepala yang pengar. Tidak, aku tidak sedang hangover karena mabuk. Aku hanya tidak tidur semalaman dan baru bisa tidur saat adzan subuh. Sekarang pukul 08.00 dan terdengar ketukan di pintu rumah. Dengan mata yang masih setengah terbuka aku meraba-raba kasur mencari ponsel, tapi tidak aku temukan sedangkan ketukan di luar sana kembali berbunyi, kini dengan intensitas yang lebih keras.
Siapa lagi sekarang.
Sambil sempoyongan, aku menguncir rambut ke belakang, masuk kamar mandi sebentar untuk cuci muka. Lalu melesat secepat mungkin untuk membukakan pintu.
Ben?
"Ku pikir kita sudah sepakat, kalau tidak ada lagi yang harus diminta pendapat untuk hidup kita selanjutnya, setelah berpisah."