Sungguh aku ingin tertawa mendengar permintaannya. Jadi, dia ingin membarter Abi dengan restoranku. Naya memutar bola matanya. Sedangkan Vivi menatap Sera tidak percaya.
"Bukan aku yang harus menjawab." Kata Vivi. Dia mengibaskan rambutnya yang ikal di bagian bawah. "An, bagaimana? Kau mau membarter Abi dengan restoranmu?"
"Bukan aku yang harus menjawab." Ucapku meniru kalimat Vivi. "Bi, bagaimana? Kau mau aku tukar dengan restoranku? Hah? Apa kau punya pilihan antara aku dan dia?"
Aku menjatuhkan tatapan tajam pada Abi yang ada di seberang sana. Dia menyisir rambutnya tampak frustrasi. Kami semua menaruh perhatian kami pada Abi. Aku menunggu jawabannya dengan was-was. Tapi pria itu makan membisu. Apa memang sulit menentukan sebuah pilihan. Kalau dia sudah punya ketetapan hati, seharusnya tidak semembingungkan ini. Pertanyaanku sama sekali tidak sulit. Kecuali untuk dia yang belum punya pilihan.