Setelah Rey menghabiskan waktu satu jam dengan menangis, akhirnya dia terlelap di pangkuanku. Aku masih berada di rumah Sera. Di lantai bawah, duduk di atas sofa. Sedangkan Abi masih berada di lantai atas bersama Sera, entah sedang apa. Aku pergi saat keadaan Sera masih meraung-raung di dalam dekapan Abi. Selain aku tidak sanggup melihat pemandangan itu, aku juga harus memberi ruang untuk mereka.
Aku mendongak saat mataku melihat sepasang kaki menghampiriku. Abi berdiri di sana dengan piyama warna ungu pastel. Aku tersenyum getir. Lalu dia duduk di sebelahku, mengusap kepala Rey lembut sebelum dia menciumnya.
"Dia.. Baik-baik saja?"
"Dia perlu pengawasan untuk rutin menemui psikiater."
"Dia begitu sejak lama?"
Abi menggeleng, "Dulu tidak seperti itu, tapi dia pernah melakukan percobaan bunuh diri satu kali. Untungnya aku cepat mencegah."