Dia memandangiku sangat lama. Mungkin dia sedang berpikir saat ini. Aku memang tidak yakin bahwa Iseul akan serapuh ini mengingat dia adalah gadis yang ceria dan penuh semangat. Dan hanya karena masalah ini dia bisa terpuruk dan kehilangan semangatnya. Ternyata bukan aku saja yang memiliki masalah besar saat ini. Bukan aku saja yang sedang menanti masa depanku dengan was-was, menunggu apakah aku akan hamil atau tidak. Itu membuat jantungku terus berdetak tidak karuan setiap menitnya. Hal itu sama saja dengan membunuhku secara perlahan teringat bahwa ini sudah lewat dari tanggal seharusnya aku datang bulan. Sepertinya kehancuranku sudah di depan mata.
"Kau jangan gila!" tandasnya. "Hidupku bukan seperti drama. Aku hanya tidak ingin meneruskan pertarungan ini. Percuma saja aku mendapatkan hati dan cintanya jika aku tidak bisa bersamanya. Jadi sebaiknya aku memutuskan untuk mundur saja."