"Iseul-ah, bagaimana menurutmu?" aku mengguncang-guncang tubuh Iseul yang sudah kehilangan fokusnya.
Dia menatapku dengan tatapan yang paling menyedihkan yang pernah ada. "Sebentar, aku harus menata pikiranku dulu." Dia membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya. Entah apa yang dilakukannya sekarang. Dia hanya menundukan kepala dan bergumam tidak jelas. Mencari wangsit mungkin.
"Iseul-ah bagaimana?"
"Pasti ini ada penyebabnya." Katanya yakin. Benar kan tadi dia sedang mencari wangsit. Aku berpikir sejenak.
"Iya. Pasti penyebabnya adalah Jinki. Aku yakin anak bodoh itu melakukan sesuatu padaku."
"Ok, kapan terakhir kali kau merasa tubuhmu itu normal?"
Refleks aku memutar bola mataku ke atas dan dengan terpaksa mengingat-ngingat kembali kejadian mengerikan semalam.
"Emm, waktu itu aku tidur di kamar Jinki, kemudian aku haus dan aku pergi ke dapur untuk minum, dan setelah itu aku merasa ada yang aneh padaku."