Saat kebetulan aku menatap keluar jendela bis ini, aku menatap sosok pria yang aku kenal. Pandanganku mengikuti sosoknya. Dia berjalan dengan membawa sebuah kantong yang dipegangnya dan tangan kirinya dimasukkannya ke dalam kantong celananya. Aku berniat untuk menghampirinya saja.
Dengan cepat aku berdiri dari bangku bis ini. "Ahjussi. Stop stop stop!!" teriakku dengan keras sambil menggedor-gedor kaca bis ini tidak sabar pada supir bis.
"Mana bisa berhenti. Kau pikir ini taksi. Kau harus menunggu halte berikutnya!" sahutnya dengan nada suara yang tak kalah tinggi.
"Babo." Gerutuku dan kembali duduk. Sesekali aku menoleh ke belakang melihat laki-laki itu.