Donghae hanya melirikan sedikit pada surat itu sebelum manajernya memaksanya untuk mengambil surat itu. Dilihatnya lembar demi lembar surat itu tanpa dia baca. Surat kontrak ini dilihatnya begitu sangat menjijikan seperti buku rumus-rumus matematika.
"Kau harus setuju." Tembak manajernya dengan tajam.
"Bukankah biasanya seperti itu. Kau yang memutuskan segala tawaran pekerjaan yang diberikan padaku."
Manajernya menatap Donghae dengan tajam. "Kau bisa menolaknya jika kau tidak mau." Ucap manajernya. Donghae menatap manajernya dengan lemah.
"Tidak perlu." Kata Donghae kemudian mengembalikan surat itu ke tangan manajernya.
"oke. Jadi kau tinggal menandatangani surat ini. Aku tunggu kau di kantor. Tapi bersihkan dulu badanmu." Kemudian manajernya pergi meninggalkan Donghae yang masih enggan membuka suara atau beradu argumentasi dengan manajernya itu.
***