Entah apa yang aku rasakan pada saat itu, aku merasa ada sebuah belati yang menyayat hatiku. Sakit sekali rasanya, aku bingung, tubuhku mematung tak dapat aku gerakan, aku ingin menghilang saja dari hadapan Hee Sun dan Minho pada saat itu dan menangis sejadi-jadinya seorang diri agar tidak ada satu orangpun yang melihatku.
Tenggorokanku tercekik tak bisa membalas ucapan Hee Sun.
"Jiyoo-ya wae?" Hee Sun memegang tubuhku yang mungkin sudah membeku pada saat itu. Begitupun dengan namja yang ada di depanku. Dia hanya menatapku dengan tatapan kaget dan tidak membuka mulutnya.
"Kalian ini kenapa? Mengapa tiba-tiba diam seperti itu?" Tanya Hee Sun yang curiga dengan sikap kami.
"Ya sudah, kau duduk dulu aku akan ambilkan minum untukmu." Hee Sun menyuruh Minho untuk duduk bersamaku dan itu artinya aku akan berdua dengannya dalam keadaan seperti ini.
"Jiyoo-ya." Panggilnya dengan pelan tapi tidak menoleh ke arahku.